STORY HORROR 1


03:53pm
“Sudah siap semuanya?” tanya Dendi memastikan.
“Iya Kakak. Tapi bisakah kita berangkat besok pagi? Sekarang sudah pukul 4 sore dan perjalanan kesana menggunakan mobil membutuhkan waktu sekitar 17 jam. Itu terlalu melelahkan Kakak!” keluh Bella.
“Jika kita berangkat pagi, pasti kita akan terjebak macet!” ucap Melani seraya memasukan koper ke dalam bagasi mobil.

“Tapi kan—“
“Kau mau liburang tidak sih? Sebenarnya kau ini takut ya?” goda Rian seraya menyikut lengan Bella.
“Enghh, tidak!” sergah Bella cepat.
“Oh tidak takut ternyata… baguslah! Karena dalam perjalanan nanti, tepat tengah malam kita sedang melintasi sebuah kota yang dulunya adalah kota mati dan—“
“KYAAA!! Aku tidak mau dengar itu!” teriak Bella yang segera berlari kearah Andi didekat mobil lalu memeluk lengannya.
“HAHAHAHA!” Rian merasa puas setelah menjahili si kecil. Ia hanya dapat tertawa keras melihat wajah Bella yang begitu ketakutan.
“Kakak jahat.” Ucap Bella pelan.
“RIAN!” bentak Dendi yang sedang memasukan tas ransel ke dalam bagasi.
“BWAHAHAHAHA! Maaf Kak! Aku tidak tahan melihat wajah Bella yang begitu ketakutan. BWAHAHAHA!” tawa Rian meledak keras.
“Sudahlah Rian, kau menjahili Bella terus!” ucap Andi yang tidak tega melihat Bella yang begitu erat memeluk lengan atasnya.
“Kerja bagus Rian!” seru Melani yang mendekat kearah Rian seraya menepukan telapak tangannya diatas telapak tangan Rian.
“Kalian berdua ini sama saja! Dasar menyebalkan!” seru Bella kesal.


“Sudah tidak ada yang tertinggal?” tanya Dendi seraya meletakkan dua buah tas yang berisi makanan untuk  perjalanan di jok belakang.
“Sudah lengkap semuanya!” seru Melani.
“Oke semuanya masuk mobil. LET’S GO!!!” teriak Dendi seraya duduk di kursi pengemudi.
“Ka Rian , aku duduk di jok tengah ya bersama Ka Andi!” ucap Bella memelas.
“Tidak mau!” ucap Rian cepat seraya berburu masuk ke dalam mobil dan duduk di jok tengah.
Melani hanya tertawa kecil seraya masuk ke dalam mobil dan duduk di jok depan sebelah Dendi.
“Kkkaakkaa!” pinta Bella seraya menggerak gerakan lengan Rian di dalam mobil.
“Aish! Kau ini! Cepat pilih! Mau duduk disini bersamaku atau duduk di jok belakang bersama tas makanan?” tanya Rian kesal.
“Aku ingin duduk disini bersama Ka Andi!” jawab Bella seraya menunjuk kearah kursi yang diduduki Rian.
“BELLA!” bentak Rian.
“Rian sudahlah, kau pindah saja ke jok belakang!” seru Dendi.
“Tidak mau!” sergah Rian cepat seraya memejamkan matanya dengan tangan yang terlipat di depan dadanya.
“RIAN!” teriak Dendi.
“Ayolah! Jika begini terus, kapan kita berangkat?” tanya Melani.
“Kau disini saja bersama Rian, aku akan duduk di jok belakang!” ucap Andi.
“Tapi aku ingin bersama Kakak!” ucap Bella manja.
“Sudahlah!” ucap Andi lembut seraya masuk ke dalam mobil dan duduk di jok belakang.
“Bella, cepat naik atau akan kami tinggal?” perintah Dendi.
Bella hanya mengerucutkan bibirnya dan masuk kedalam mobil. Dengan terpaksa ia duduk di samping Rian.
07:23pm
“Kakak, aku lapar!” ucap Bella seraya membalikan tubuhnya kearah Andi di jok belakang.
“Bella, dari tadi kau minta makanan melulu?” tanya Melani.
“Aku hanya lapar!” jawab Bella.
“Kau bukannya lapar, tetapi ingin mengobrol dengan Andi kan?” tanya Rian.
Bella hanya mengerucutkan bibirnya tanpa menjawab pertanyaan dari Rian.
10:08pm
“Kakak!” ucap Bella kepada Dendi.
“Ada apa Bella?” tanya Dendi dengan pandangan yang terfokus kearah jalanan.
“Aku ingin buang air kecil!” ucap Bella yang menahan kencing sejak 1 jam yang lalu.
“Ah kau ini Bella! Nanti mungkin di depan ada pom bensin, kita berhenti disana. Lagipula bensin pun sudah sedikit!” ucap Dendi.
“Nggh, baiklah Kak!” ucap Bella pelan.
Kemudian ia melirik ke depan, dilihatnya Melani sedang terlelap dengan kepala yang ia sandarkan ke kaca disampingnya. Ia melirik ke sampingnya, dilihatnya Rian yang sedang terlelap juga dengan headphone yang terpasang di telinganya. Ia melirik ke belakang, dilihatnya Kakak yang paling disayanginya sedang terlelap dengan posisi yang sangat manis. Bella merasa nyaman ketika memandang wajahnya. Bella memandang keluar kaca disampingnya. Ia tersenyam senyum sendiri.
SETT!!
Sekelebat bayangan putih melintas dihadapannya dengan gerakan yang sangat cepat. Bella mengucek ngucek matanya. Mencoba memastikan apa yang ia lihat. Namun nihil. Ia hanya melihat toko toko yang sudah tutup dalam keadaan malam mencekam seperti ini. Bella menggenggam kalung cross hitam unik pemberian  Andi yang sama persis dengan yang Andi kenakan saat ini. Bella mengalihkan pandangannya kearah Rian, namun ia akan sangat menyesal karena telah melakukannya karena di kaca mobil samping Rian terdapat sesosok makhluk wanita melayang dengan mulut yang sobek dan mata yang keluar.
“AAAAAAAAAAAAAA!!” Bella berteriak histeris ketika melihatnya. Sontak seketika itu juga ketiga Kakaknya yang sedang terlelap dalam tidurnya bangun dengan cepat.
“Ada apa ini? Ada apa ini?” tanya Melani yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya.
“Bella, kau kenapa?” tanya Dendi kaget. Konsentrasinya dalam menyetir sedikit buyar akibat teriakan Bella tadi.
“Bel, kau kenapa?” tanya Andi lembut.
“YA! Ngapain kau berteriak seperti itu?” bentak Rian seraya mengaitkan headphone yang sedang ia kenakan ke lehernya.
Bella tidak menajwab setumpuk pertanyaan dari para Kakaknya. Yang ia lakukan hanya menutup matanya dan berkata ‘Aku tidak mau lihat’ berulang ulang kali.
“Kenapa anak itu?” tanya Rian kepada Dendi.
“Entahlah!” jawab Dendi singkat.
Andi menepuk pundak Bella perlahan, namun Bella tersentak kaget ketika Andi melakukannya. Ia masih kaget dengan apa yang ia lihat tadi.
“Arrgh!” teriak Bella seraya mengangkis tangan Andi dari pundaknya.
“Bella, kau kenapa sih?” tanya Rian kesal.
“Bella, jangan berterika lagi. Di depan ada pom bensin. Kau bilang ingin buang air kecil!” ucap Dendi.
Bella hanya mengangguk pelan seraya menguatkan genggaman tangannya yang memegang kalung cross tersebut.
“Cepat turun. Yang lainnya ada yang ingin ke toilet?” tanya Dendi.
Yang merasa ditanya hanya menggeleng.
“Ya sudah, Andi kau antar Bella ya!” perintah Dendi.
Andi mengangguk setelah Bella keluar dari dalam mobil.
“Ayo Kak!” Bella menarik tangan Andi dengan cepat.




“Bella? Sudah selesai?” tanya Andi seraya mengetuk pintu toilet.
“Nde! Tunggu sebentar Kak!” ucap Bella.
Andi memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya. Baru pertama kali ia melihat pom bensin kotor dan tua seperti ini.
Ia melemparkan pandangannya ke segala arah.
“Seram!” Andi sedikit bergidik ngeri melihat pemandangan tersebut.
“Ayo Kak!” ucap Bella setelah ia keluar dari toilet.
BRUKK!
Andi mendorong tubuh Bella ke dinding. Bella membelalakan matanya. Ia kaget akan perlakuan Kakaknya.
“Kak… Kakak! Kau kenapa?” tanya Bella kaget.
Andi mendekatkan mulutnya kesisi telinga Bella.
Dan...
TBC...

Komentar